Selasa, 29 November 2016

Facebook Depression: Depresi Pengguna Facebook

Facebook
Depresi Facebook
Membandingkan diri sendiri dengan orang lain di Facebook dapat lebih mengarahkan ke perasaan depresi dari pada melakukan perbandingan sosial di kehidupan nyata.
Penempuan tersebut berdasarkan review dari semua penelitian hubungan antara jejaring sosial dengan depresi yang dilakukan oleh David Baker dan DR. Guillermo Perez Algorta dari Universitas Lancaster.


Mereka memeriksa beberapa studi dari 14 negara dengan 35.000 peserta yang berumur antara 15 sampai 88. Terdapat sekitar 1.8 Milyar individu di seluruh dunia yang online di situs sosial media, Facebook saja memiliki lebih dari 1 Milyar pengguna aktif.

Kehawatiran akan berdampak pada kesehatan mental membawa American Academy of Pediatrics mendefiniskan "Facebook Depression" pada tahun 2011 sebagai "depresi yang berkembang ketika pre-remaja atau remaja menghabiskan sebagian besar waktu di situs sosial media, seperti Facebook, dan mulai memperlihatkan simptom-simptom depresi.

Universitas Lancaster mereview penelitian yang ada dan menemukan bahwa hubungan antara jejaring sosial online dan depresi mungkin sangat kompleks dan berhubungan dengan faktor seperti usia dan gender.

Dalam beberapa kasus, hubungan depresi yang signifikan dikarenakan membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang dapat menyebabkan merenung dan berfikir berlebihan. Membandingkan diri dengan cara negatif dengan orang lain melalui penggunaan Facebook dapat memprediksi depresi melalui peningkatan aktivitas merenung. Frekuensi memosting di Facebook berhubungan dengan depresi melalui perenungan.


Walaupun begitu, Tingkat, kualitas, dan jenis dari jejaring sosial online juga penting. Pengguna Facebook lebih beresiko depresi ketika:
  • Iri yang muncul karena mengamati oranglain
  • Menerima mantan pasangan sebagai teman di Facebook
  • Sering membuat status negatif


Gender dan kepribadian juga mempengaruhi tingkat resiko. Peremuan dan individu yang kepribadian neurotic lebih mudah untuk depresi.

Tetapi peneliti menekankan bahwa aktivitas online dapat membantu individu yang depresi ketika menggunakannya untuk sumber kesehatan mental atau meningkatkan dukungan sosial.

Secara sederhana, penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan Facebook dengan depresi. Pengguna Facebook merasa depresi  ketika individu sering memosting dan membandingkan diri dengan cara negatif dengan orang lain di Facebook.

Sumber: Sciencedaily

Sumber Jurnal:
David A. Baker, Guillermo Perez Algorta. The Relationship Between Online Social Networking and Depression: A Systematic Review of Quantitative Studies. Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, 2016; 19 (11): 638 DOI: 10.1089/cyber.2016.0206

2 komentar:

  1. harus bijaksana dalam menggunakan media sosial

    BalasHapus
  2. Menjaga diri dari efek-efek negatif media sosial adalah hal yang bijak mbak

    BalasHapus